San Dona' di Piave

Kota Kecil di Utara Italia

Sebuah kota kecil yg berjarak satu jam dari Marcopolo Airport ( Tessara, VE) adalah tanah kelahiran suamiku. Terletak di provinsi Venezia pada region Veneto, San Dona berada di tepi sungai Piave yg memanjang melewati Noventa di piave, Fossalta di Piave dan Musile di Piave ( blm termasuk kota kota kecil lain). San dona, begitu kami menyebutnya adalah kota kecil yg indah, nyaman, tenang dan memiliki temperatur yg mild menurut saya(sebagai orang tropis, greget gimana gitu awalnya dgn temperatur di bawah 10 derajat celcius :)) padahal berada di frontier Eastern Veneto yang teorinya temperatur San dona bisa sama dengan Berlin( dibawah 3 derajat Celcius). San Dona, adalah daerah sub tropis, dengan 4 musim silih berganti. Pergantian musim tidak berbanding lurus dengan perubahan suhu rata rata setiap musim. Pada Summer misalnya, suhu rata rata adalah 25-35 derajat celcius biasanya dibarengi dengan curah hujan ringan hingga sedang, begitupun dengan Winter, suhu max 7 derajat celcius hingga -5 derajat celcius. Fall dan Spring adalah musim terbaik jika ingin bepergian, karena udaranya adem, ga menyengat ataupun buat beku :)


fall 2015



San Dona berpenduduk kurang dari 50rb jiwa dengan luas wilayah 78.73 m2.



Berikut peta wilayah San Dona dari Wikipedia. Daerah yg berarsir biru tipis di bagian timur atas peta Italia adalah San Dona. (kecik kan ya?)

Jangan kaget kalau googling San Dona malah yg ketemu map Venice, itu karena San Dona itu commune, kalau di Indonesia commune ini seukuran kota kecil selevel Bangkinang kl Riau jadi pembanding :)

Anyway, biar kecil begini San Dona ini termasuk kota bersejarah sejak zaman perebutan wilayah antara Venetian Republic dengan Kerajaan kerajaan besar yg mengelilinginya (termasuk United Kingdom). San Dona jadi frontier utama untuk Venetian Republic karena kedekatannya dgn Eraclea(ibukota Venetian Republic di awalnya). Bahkan ketika Perang Dunia I dan II berkecamuk, San Dona hancur lebur hampir tak berbekas, RS dan kantor pelayanan publik habis dibombardir tentara Jerman kala itu.

Penduduk yg Ramah dan Terbuka

Penduduk San Dona adalah orang orang yg ramah dan santun tak peduli warna kulit, ras dan juga agama. Pada setiap kesempatan saya bertemu orang orang baru seperti di train station, rumah sakit ataupun restoran, pasti kami bertegur sapa (we are a complete stranger though) 'Buon Giorno!' dan ketika akan leaving maka kami saling mengucapkan 'Arrivederci!'. Sapa menyapa ini mengingatkan saya setiap kali bertemu saudara seiman di tanah air, kita pasti saling mengucapkan Assalamualaikum. Kira kira begitu terbukanya mereka kepada orang orang baru. Namun demikian, pasca serangan teroris islam ekstremis di Paris, saya menemukan sedikit ketakutan dan stigma di wajah mereka setiap kali melihat wanita berjilbab, atau pria berbaju koko. Hal ini kemudian memunculkan wacana pelarangan berjilbab mode apapun (Provinsi Lombardy sudah menerapkan pelarangan ini)

Saya pribadi mengalami beberapa perlakuan tidak mengenakkan awal Fall lalu. Waktu itu saya, dario dan suami pergi berjalan jalan di taman dekat rumah, waktu itu gaya jilbab saya mirip wanita arab(pashmina mode on) eh tiba tiba 2 orang pejalan kaki berkata kasar dalam bahasa Italia yg samar samar sedikit saya pahami, intinya mereka berkata, "Tuh! pengungsi syria udah sampe San Dona, dasar  migran!" kata mereka. Saya pun menoleh dan mereka berjalan lebih cepat, lalu suami pun menerjemahkan dan lantas dia bilang, "Ah, udahlah cuekin aja!"
Saya pun ga ambil pusing, namun perlakuan jelas sedikit berbeda sejak maraknya terorisme ISIS di Eropa.

Pengalaman ini membuat saya mengerti bahwa sebenarnya  membuka diri terhadap orang asing bukanlah perkara mudah apalagi orang asing itu identik dengan terorisme( thanks to the Media). Orang orang Eropa khususnya Italia bukan antipati ngalorngidul, Toh sejak dulu Italia juga selalu dibanjiri migran legal maupun ilegal tapi sikap yg mereka ambil sekarang ini lebih ekstrem karena mereka bersikap defensif. Hal ini terjadi bukan karena kebencian terhadap Islam seperti yg digaungkan di Media, bukan juga karena mereka penganut kristen yg taat( pendukung crusade) tapi lebih kepada personal defend of their cultures and insecurity. Kalau saja pegiat medsos yg rajin buat hatespeech kepada barat lebih sering piknik ke Eropa, mereka pasti mengerti yg saya maksudkan dengan personal defend and insecurity :)

Kebiasaan kebiasan dan Budaya

Penduduk San Dona rata rata adalah kaum menengah ke atas, tidak ada slum area, tidak ada perbedaan mencolok si kaya vs si miskin yang ada hanya perbedaan penduduk asli dan keturunan (sebut saja migran) spt Chinese, Arab, Afrika, Asia tengah(India, Bangladesh, Nepal) ataupun yg lain (orang Indo ga termasuk krn cuma saya dan bapak separuh baya yg rajin ke masjid itu disini :))

Penduduk asli lazimnya memiliki rumah bulatan sendiri, jika ada yg tinggal di apartemen biasanya mereka kaum menengah ke bawah (sedikit jumlahnya) sedangkan pendatang umumnya tinggal di apartemen yg wilayahnya sudah di cap sebagai wilayah pendatang( jadi orang asli tidak akan tinggal di wilayah migran). Hal ini bukan rasis, namun memang baik orang asli dan pendatang sama sama tidak mudah(mau) berasimilasi, untuk commune hal ini juga bagus untuk pencegahan tindakan kejahatan (ini versi suamiku :)). Pertanyaannya, apa tidak ada kaum pendatang yg punya rumah bulatan(rumah gaya klasik italia adalah rumah besar yg dikelilingi taman luas), jawabannya, jarang..sangat jarang ada pendatang yg bisa memiliki rumah italia klasik terkait dengan regulasi birokrasi dan pajak tinggi, paling banter orang Cina kaya dari Hongkong dan Taipeh beli ruko bertingkat dua.

Warga San Dona bukanlah manusia mall, sehingga ga heran kalau mall dan pusat perbelanjaannya cm satu, di pusat Industri dan biasanya mereka ngemall bukan krn mau beli barang barang yg branded tapi malah sebaliknya, di mall hanya dijual barang barang kualitas 'nice' yg biasanya imported (yup, sebagian made in china jugak). Kalau mau beli branded things harusnya pergi ke toko yg ada di pusat kota, jejeran toko toko penuh barang branded ada disana.

Aktivitas jual beli dimulai jam 8 pagi sampai jam 7 malam, dengan break jam 12-3 sore berlaku Senin-Jumat(lama kan ya!) sedangkan sabtu buka setengah hari, dan minggu tutup. Ini termasuk restoran lho ya (ga termasuk fast food counters : kebab, pizza, chinese food). Restoran yg menyajikan masakan avant-garde italia dengan aneka wine berkelasnya biasanya rame pada jam Cena (dinner). Jadi terbayang kan susahnya kl kita cuma punya waktu belanja pas jam makan siang( beberapa toko jerman dan cina tetap buka), apalagi kalau cuma punya sabtu minggu buat belanja (hadeuh!)

Penduduk San Dona layaknya penduduk daerah lain di Italia, memiliki market day (Giorno di mercato) dimana semua kebutuhan dijual dengan harga yg menarik, beberapa handmade, namun semua tergantung skill tawar menawar dari pembeli (alamak, aku selalu dpt harga tinggi soalnya pake English :)). Giorno di mercato ini ada di hari Senin jam 6 pagi hingga 12 siang.

Landmarks, Attractions and Sights

Landmark khas San Dona adalah Duomo di Santa Maria delle grazie ( semacam chapel) dibangun pada tahun 1938 dan di restrukturisasi setelah PD I dan II.


Abaikan modelnya ya, foto ini diambil summer 2015, bagus ya duomonya? anyway duomo adalah tempat yg wajib ada di setiap commune, duomo ini bagaikan surau jika kalau di Indonesia.


Duomo di Santa Maria delle grazie

Landmark berikutnya adalah Palazzo del Municipio, tempat ini adalah gedung commune nya San Dona dibuka sejak 3 juni 1923.
Palazzo Del Municipio
Selain dari landmark yang dua di atas, semuanya adalah pemanis. Jejeran restoran dan caffe dan bar sepanjang downtown hanya untuk tempat mengobrol, berkumpul atau hanya sekedar menambah kenalan. Jika ingin berlibur, biasanya mereka memilih untuk keluar kota, karena jarak tempuh ke kota lain hanya hitungan menit paling lama 1 jam lebih sedikit, maka opsi ini memang menarik, apalagi transposrtasi massal seperti kereta api dan bus yang bisa di book langsung lewat sms atau app. Jadi, yah.. ga ribet.. ke Venice cm 45 menit, ke Jesolo 30 menit ke Cavalinno 40 menit, Treviso 30 menit.. Kalau ke Milan, Bologna, Firenze (Florence) dan Roma yang agak jauh, memakan waktu 4-6 jam dan tergantung jenis train yg diambil :)

Path in front of Duomo

arsitektur bangunan

tempat hangout :)

taman kecil dekat rumah

Foto foto ini diambil summer 2015, yup.. sepi memang karena summer adalah waktu bersantai, penduduk San Dona biasanya menghabiskan waktu bersama keluarga di daerah pantai seperti Jesolo ataupun Cavalinno :)

Oke sekian dulu info tentang San Dona, saya akan update terus infonya.. Ciao!!
Drop me a comment if you'd like to ask something.. comment bentar boleh dong ya :))

2 comments

  1. Aaaaah kereeeeennnn!!! Aku pernah ke Venice sekali tahun 2010, cuma 2 hari 1 malam, rasanya gak cukup. Doakan supaya bisa kesana lagi, dan mampir ke tempatmu mbak Kiki. Salam cubit untuk Dario yaa :)

    ReplyDelete
  2. Mbak rin, amiin, inshaAllah bs kesini lg ya mbak, deket aja dr bandara tempatku.. ditunggu kabarnya mbak yu

    ReplyDelete