Italian - Indonesian Love Story


Pernikahan itu tertanggal 21 Desember 2013, ya.. penghujung tahun memang selalu menjadi momen romantis favorit kami. Fabio Casonato dan Rizkyana resmi menjadi suami istri, a mixed-marriage between a 26 year-old italian man and a 27 year-old Indonesia woman held at home (Matrimony) and Labersa Grand Hotel Pekanbaru in the following day. Pernikahan ini terjadi setelah melalui jalan yang cukup panjang, Pertemuan virtual di media sosial Facebook telah membuat kami menemukan hati kami masing-masing.

5 Februari 2009, sore hari aku iseng membuka laman Facebook ku, maklum waktu itu facebook sangat tersohor. Sibuk klik sini dan klik sana, ternyata ada 'friend request' ehh, bukan kepalang senangnya ternyata seorang pria yg beralamat di San dona di piave yang mengajukan permintaan pertemanan. Seketika itu juga aku 'approve'. Well, after that, we talkeeeeddddd alot!! many things : Islam, jilbab, Indonesia, Italy. Anyway, he was a good buddy, pendengar yang baik, sederhana, sopan, skeptis juga most of the time. aku ingat pertanyaannya yang cukup innocent : kenapa kamu pakai jilbab? welllll, aku langsung jawab.. karena di Tuhan mewahyukan umat-Nya untuk memakai Jilbab untuk mencegah fitnah dan membedakannya dengan umat lain. Setelah itu, banyak rentetan pertanyaan yang seperti jadi 'ice-breakers' kami.

Februari hampir berakhir, sembari menikmati pertemanan antar benua ini, aku terus pasrah menunggu panggilan kerja yang tak kunjung datang. Menjadi 'Fresh graduate' memang tak mudah pikirku tapi menjadi seperti Fabio yg notabene tinggal di benua 'kaya' Eropa makin tak mudah, krisis ekonomi telah membuatnya kehilangan pekerjaan, dengan kata lain, he was also looking for another job. Namun, takdir tampaknya berjalan lain, sebuah panggilan untuk tes di sebuah Koran Lokal 'Riau Pos' membawa aku ke tempat dan suasana yang sepenuhnya baru. Aku diterima, sebagai jurnalis muda dengan semangat 45 aku menjalankan semua pekerjaan tangguhku. Senin - Minggu nonstop.Aku lupa janjiku pada dia si pria Eropa itu, bahwa aku akan selalu berusaha membalas 'wallpost'nya, aku terlalu sibuk hingga tak sempat membalas chatnya di Facebook tapi di sisi lain dia selalu punya waktu untukku. akhir bulan itu, tepat sebelum panggilan kerja Riau Pos, Fabio bilang : I'm fond of you.. well, that time I said : I couldn't believe it, I couldn't take it. Tapi dia lalu bilang : "Aku sudah buat paspor untuk pergi ke Indonesia". Aku lalu menganggap perbincangan ini tak pernah terjadi.

Begitulah, bulan berganti, tahun berganti dan aku pun berganti pekerjaan. Menjadi jurnalis telah menyita terlalu banyak waktuku hingga kedua orang tuaku mengatakan bahwa mungkin aku harus menjadi guru saja. Sedih memang, tapi aku pun mencari pekerjaan baru dan akhirnya menjadi English Consultant. Si pria Eropa terus saja
menghubungiku tapi aku terlalu sibuk hingga akhirnya aku mengacuhkannya, hampir menghapusnya dr pertemanan Facebook dan lantas menyuruhnya mencari wanita Italia saja untuk dipacari. Entah kenapa waktu itu perasaanku campur aduk.

Hidupku mulai ada masalah, ketidakcocokan dengan co-workers membuat aku harus memilih pekerjaan atau pindah ke Medan, aku pun pindah kota. Tahun 2010 aku habiskan di Medan kota kelahiranku, tahun itu juga aku semakin melupakan dia (kurasa) dan dia pun mulai berpacaran dengan gadis Italia yang tinggal di Roma, Jade. Wah, mereka serasi sekali.. hatiku memang agak hancur, tapi sakit hati pun tak ada guna, dia jauh dan sungguh di dalam hati aku tahu hubungan kami takkan pernah bisa berhasil.

Tahun 2011, aku kembali ke Pekanbaru, jobless dan agak patah hati. Lama tak mendengar kabar dia, tapi sebenarnya kami selalu post something 'wall to wall'. Tahun itu juga aku merasa agak 'unlucky', I dont know why but some people cheated on me and I had some disputes with mommy. Akhir tahun itu, aku mendapat sedikit berkah, sebuah pekerjaan baru dengan tanggung jawab yang baru juga. Sebelum tahun itu berakhir, aku bertekad akan menjadi a professional English teacher.

2012. It turned out to be a lil difficult to manage the time with the new job yet it was challenging. tapi aku menikmati setiap menitnya karena aku belajar lagi tentang teaching Methodology. Tahun ini juga aku tahu kalau Fabio sudah tak berpacaran lagi dengan gadis Italianya. Kami pun mulai intens lagi berhubungan setelah aku beli smartphone buatan Kanada, dia pun mulai memakai smartphone baru buatan Finlandia :D kala itu bulan Ramadhan, entahlah.. Serasa dapat berkah luar biasa di bulan penuh berkah :)

Sejak itu, hidupku berubah, selalu ada dia. Pagi, siang, malam whatsapp ku selalu berbunyi :D
tahun itu juga kami sepakat bahwa mungkin kami bisa menjalin sesuatu yang benar-benar serius tapi kami juga realistis, siapa tahu semuanya tak seindah yang dibayangkan. Visa telah dibuat, waktu kedatangannya telah ditentukan : 24 Desember 2012 kami akan bertemu untuk pertama kalinya.

Hari itu, hari senin..rasanya bener-bener senin yang beda. Finally, I'm going to meet someone I think I love. Dia pun begitu, setelah melalui 35 jam di pesawat Qatar Airways : Venice - Dubai - Jakarta, perasaan gugup begitu nyata hingga dia tak bisa tidur dan mengambil penerbangan pagi-pagi sekali ke Pekanbaru. Pagi itu terasa damai dan indah sekali kecuali perutku yang terus berguncang : panic. Akhirnya kami bertemu, dengan setelan formal black suit, dia menyapaku.. suaranya halus sekali (unlike what I thought before :D)




Soto bude Marpoyan pun menjadi tongkrongan pertamanya di Pekanbaru :D

Next day, for 10 days he stayed in Pekanbaru. He also had his circumcision and embraced Islam. Perasaan campur aduk yang kurasakan, mungkin ini dia.. cinta yang sudah dipersiapkan Tuhan untukku. Indah sekali, Alhamdulillah..



Ah, dia juga diundang dinner kecil-kecilan keluargaku dan esoknya kami pergi outbound ke Bukit Naang. How wonderful life is...